Senin, 01 Oktober 2007

Solusi untuk Perubahan Iklim di Dunia

NAMA : Tita Wardhani Jaya Utami
NIM : 13007055


Pada tanggal 4-13 Desember 2007 mendatang, akan diadakan Conference of Parties (COP) ke-13 United Nations Framework Convention on Climate Change di Denpasar, Bali. Dalam konferensi tersebut akan membahas tentang perubahan iklim di dunia yang semakin hari semakin mengancam keselamatan bumi kita. Dalam setengah abad, suhu di bumi meningkat 0,130C tiap dekadenya dan permukaan air laut meningkat 0,5 mm tiap tahunnya.
Faktor yang dianggap oleh sebagian negara sebagai penyebab yang paling berperan dalam meningkatkan iklim di dunia adalah kerusakan hutan. Sebagian besar hutan di dunia ini dinilai telah rusak dan negara-negara maju mengklaim bahwa negara yang memiliki lahan hutan tersebut, yang sebagian besar dimiliki oleh negara berkembang, seperti Indonesia, harus turut bertanggungjawab akan kerusakan hutannya. Padahal, penyebab utama meningkatnya iklim di dunia bukanlah kerusakan hutan, melainkan polusi-polusi industri berlebihan yang disebabkan oleh negara-negara maju.
Protokol Kyoto yang lahir pada tahun 1997 menyepakati bahwa negara-negara maju yang menghasilkan carbon yang berlebihan diwajibkan untuk menyumbang dana perbaikan hutan kepada negara-negara berkembang. Tetapi negara maju tersebut, seperti Amerika Serikat, sampai saat ini belum menyumbang dana untuk perbaikan hutan-hutan di dunia.Padahal Amerika Serikat merupakan penyumbang polusi industri terbesar di dunia.
Oleh Karena itu, dalam COP ke-13 yang akan datang, negara-negara di dunia harus menyepakati peraturan bahwa negara-negara yang menghasilkan polusi besar-besaran harus membantu negara berkembang untuk memperbaiki hutannya. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi negara berkembang untuk tidak mereboisasi hutan-hutan yang telah rusak, karena biasanya permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang adalah kurang memadainya dana untuk memperbaiki hutan.
Selain itu, dalam COP tersebut harus memperingatkan negara-negara maju untuk mengurangi polusi industri yang menyebabkan meningkatnya iklim di dunia. Dengan cara mengubah bahan bakar yang digunakan dari solar menjadi biodiesel, karena biodiesel menghasilkan polusi yang tidak mencemari lingkungan.
Lalu untuk pabrik kendaraan bermotor disarankan untuk mengurangi produksinya. Tetapi apabila itu sulit untuk diterima, solusi lainnya adalah mengganti semua mesin yang menggunakan bahan bakar yang biasa digunakan, seperti premium,premix, atau solar, menjadi mesin yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Seperti yang telah dilakukan oleh Honda. Dengan membuat peraturan tersebut, maka harus didukung oleh sarana yang memadai. Seperti mengadakan bahan bakar ramah lingkungan di semua SPBU, karena apabila tidak ada di semua SPBU, hal tersebut akan menyulitkan bagi warga dunia untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan.
Pemerintahan masing-masing negara harus membuat peraturan untuk menaikkan pajak kendaraan bermotor yang tinggi bagi mereka yang tidak menggunakan bahan bakar ramah lingkungan. Oleh karena itu, warga dunia secara otomatis akan menggunakan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan. Dan polusi udara akan menurun dengan cepat.
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan menjelang COP ke-13. Dalam hal ini, warga dunia harus turut membantu melaksanakan perbaikan lingkungan, jangan hanya memakai pakaian yang bertuliskan SAVE OUR EARTH atau STOP GLOBAL WARMING, tetapi dalam kehidupan nyata mereka tidak konsisten terhadap apa yang mereka suarakan di kaos mereka. Apabila tidak ada kerjasama yang baik antara warga dunia dengan pemerintahannya, maka solusi-solusi yang saya sampaikan di atas akan percuma. Dengan hal-hal kecil yang kita lakukan untuk lingkungan kita dalam kehidupan sehari-hari, maka perbaikan akan lingkungan kita akan menanti.

Tidak ada komentar: