Selasa, 25 September 2007

Global Warming dan Dampaknya pada Kehidupan


Lukito Jaya

13007043

TK'O7


Global Warming dan Dampaknya pada Kehidupan

Semakin berkembangnya globalisasi dalam berbagai segi kehidupan tentunya tak dapat ditahan lagi. Dari segi ekonomi misalnya, berbagai negara besar bersaing ketat untuk menanamkan investasinya di pasar negara-negara miskin dan negara berkembang. Namun tanpa disadari, laju kapitalisme globalisasi yang tak terbatas ini bukannya mengurangi kemiskinan dan peminggiran sosial, sebaliknya membuat keadaan lebih buruk.

Satu ajaran neo liberalisme adalah bahwa negara-negara miskin sebaiknya berkonsentrasi melakukan produksi untuk diekspor agar memperoleh devisa, dan mengimpor sebagian komoditas lainnya. Penekanan ini memberikan dampak pada kehidupan ekologis dan menyebabkan cepat terkurasnya sumber daya alam yang diperlukan untuk menghasilkan produk ekspor di berbagai negara. Tidak salah juga kalau hampir 205 perusahaan AS di bidang energi, dalam enam tahun ini ada di Indonesia, bahkan pemerintah AS menanamkan modal USD 1 Miliar. Melalui pembangunan industri, serta pembuangan emisi gas yang tak terkendali, akhirnya menyebabkan pemanasan global (Global Warming).

Permasalahan pemanasan global memberikan dampak masalah yang kompleks mulai dari ekonomi, lingkungan hidup, hingga mahluk hidup. Oleh sebab itu, ciri dari pemanasan global yaitu menuju punahnya spesies manusia. Di AS sudah ada gelombang panas yang menewaskan 200 an orang. Di China bagian tengah, Danau Donghu, Wuhan, Provinsi Hubei ribuan ikan seberat 30.000 kilogram mati karena polusi dan cuaca panas (Kompas, Jumat, 13/07).

Dari segi sosial, Indonesia akan banyak mengalami kerugian. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, intensitas maupun frekuensi bencana makin meningkat. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB), tahun 2003-2005, tercatat 1.429 bencana di Tanah Air dan sekitar 53,3 persen di antaranya berkaitan dengan bencana iklim hidrologi, seperti banjir, longsor, kekeringan, dan angin topan. Sebagai contoh, bergesernya periode musim hujan dan kemarau mengakibatkan sumber daya air menjadi masalah dan terjadi defisit air di sejumlah daerah. Tidak hanya sektor pertanian dan penduduk yang terkena dampak langsung, tetapi juga sektor energi karena berkurangnya pasokan air untuk pembangkit listrik tenaga air. Selain berbagai dampak tersebut, pemanasan global juga akan berdampak pada sektor kehutanan, kelautan, keanekaragaman hayati serta dampak sosial-ekologis lainnya. Laju pemanasan global yang terlalu cepat akan mengancam kehidupan manusia karena manusia akan sulit beradaptasi. Melalui berbagai bencana yang ada, tentu akan mengakibatkan perubahan cara hidup masyarakat, meningkatnya kemiskinan dan pengangguran, berbagai masalah kesehatan, yang intinya adalah penurunan kualitas kehidupan.

Menurut saya, masalah Global warming ini harus ditangani secara internasional. Melalui perjanjian internasional yang ada, maupun akan ada dan kebijakan-kebijakan lainnya. Sedangkan untuk pertanian di Indonesia misalnya, dapat dilakukan pengamatan terhadap perubahan iklim, sehingga waktu dan jenis tanaman dapat disesuaikan. Jadi, diperlukan suatu kekuatan kerja sama untuk menyelesaikan dampak dari Global warming.

Tidak ada komentar: