Senin, 01 Oktober 2007

Global Commitment to Save Our Planet.

Anggiat Yonathan Amazia

13007026



Dampak negatif pembangunan salah satunya pada peningkatan suhu bumi sebesar 0,18 derajat celcius selama 25 tahun terakhir sebagai akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca atau yang dikenal sebagai fenomena global warming. Gas rumah kaca ( seperti : CO2, CH4, N2O, HFCS, PFCS, dan SF6) menyebabkan semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer sehingga terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Inilah yang menyebabkan kacaunya pola iklim global.Bahkan keadaan sekarang ini berada dalam status amat kritis. Pemanasan yang terus-menerus akan mencairkan es, dan membuat permukaan air laut naik. Para pengamat pun memprediksikan bahwa 50 tahun lagi, akan terjadi air bah, karena akan terjadi kenaikan air laut setinggi 10 meter.

Untuk membahas masalah dampak dan solusi yang harus dilakukan dalam mengatasi pemanasan Global,akan diadakan Conference of Parties (COP) ke-13 United nations Framework Convention on Climate Change pada tanggal 3-14 Desember di Denpasar,Bali. Indonesia –sebagai tuan rumah- bertanggung jawab agar sidang mencapai hasil signifikan dan tidak deadlock.

Oleh karenanya, pada konferensi yang ke-13 ini perlu dipikirkan betul solusi yang tepat sehingga memberi hasil yang signifikan, tidak seperti yang terjadi sebelumnya.

Solusi yang tepat dalam hal ini adalah:

1. Komitmen seluruh negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara kolektif.

Mengurangi emisi karbon bukan hanya tugas negara-negara berkembang, karena global warming turut dirasakan milyaran penduduk dunia. Oleh karenanya dibutuhkan peran serta aktif seluruh bangsa di dunia tanpa kecuali.

2. Pemberian bantuan (adaptation fund) yang konkret

Tentu saja tidak cukup bila negara-negara berkembang menyelesaikan permasalahan global warming dengan dana sendiri. Disinilah diperlukan kerjasama negara maju untuk turut membantu dalam hal teknis dan dana.

3. Targetkan emisi bisa berkurang dan ditekan hingga 20% pada 2020 dan 50% pada 2050.

Dalam memberi hasil, tentu tidak cukup target. Tentu dibutuhkan usaha dari tiap pihak. Jika target ini mampu dicapai, niscaya global warming setidaknya tidak bertambah parah.

4. Tiap implementasi proyek lingkungan lebih jelas, transparan, dan bertanggung jawab

Dengan demikian tidak sembarang proyek dapat dijalankan bila prosedurnya jelas-jelas merusak lingkungan atau memberi dampak buruk lainnya.

5. Reboisasi

Merupakan salah satu cara yang jelas menghambat global warming secara signifikan. Banyak cara untuk memulainya, contohnya dengan mengisi lahan gundul atau lahan kosong dengan tumbuhan hijau

Solusi pun juga ditujukan bagi orang awam untuk turut berpartisipasi dalam menghambat global warming. Berikut sebagai contohnya:
1. Memilih teknologi terbaru yang membutuhkan energi sedikit namun tetap nyaman.
Atau, ganti lampu hemat listrik. Menggunakan energi dengan bijaksana akan mengurangi
kebocoran energi yang tidak perlu.
2. Lebih sedikit gunakan kendaraan dalam perjalanan singkat atau dekat. Jalan kaki,
kayuh sepeda, naik mobil beramai-ramai, dan kendaraan umum, selain akan menghemat
pengeluaran transport kamu, tentu saja mengurangi karbon dioksida.
3. Periksa kesehatan ban mobilmu. Menjaga “kesehatan” ban mobilmu secara teratur
mengurangi 10 kg karbon dioksida di atmosfer.
4. Daur ulang. Anda bisa menghemat 1200 kg karbon dioksida per tahun
HANYA dengan mendaur ulang setengah sampah kertas Anda sehari.
5. Butuh air hangat untuk mandi, air panas untuk minum kopi dan teh, atau mencuci
pakaian? Gunakan secukupnya dan kamu mengurangi 420 kg karbon dioksida pertahun.
6. Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis. Setiap kamu mengurangi 10%
sampah saja, kamu sudah mengurangi 600 kg karbon dioksida.
7. Tanam pohon. Satu pohon bisa menghisap 1 ton karbon dioksida sepanjang hidupnya. Hal ini jelas memberi dampak yang besar.
8. Matikan alat elektronik! TV, DVD, VCD, MP3, stereo, komputer, games, ketika kamu
tidak sedang menggunakannya. Kamu menghemat ribuan kg karbon dioksida per tahun.
Tidak perlu dipindah ke posisi stand-by atau memasang timer karena listrik tetap
mengalir. Padamkan sama sekali.

Indonesia sebenarnya memegang peran yang sangat penting dalam hal ini bagi dunia. Namun kebakaran hutan menghilangkan fungsi “paru-paru” dunia, lebih dari itu, melepaskan CO2 ke atmosfir dalam jumlah yang membahayakan dan penebangan hutan (Indonesia
adalah negara dengan laju deforestation tercepat di dunia)
.

Tidak ada komentar: