Senin, 01 Oktober 2007

Keputusan Bersama Perangi Pemanasan Global

Tugas Konsep Teknologi

Nama: Handyan Wiratama
NIM : 13007038

Pemanasan global merupakan masalah bersama yang sedang dihadapi oleh seluruh kehidupan di muka bumi ini. Dampak-dampak yang nyata sudah dapat dirasakan oleh kita saat ini. Perubahan iklim merupakan salah satu dampak global warming yang dapat kita rasakan saat ini. Di Indonesia kita sudah sangat sulit untuk menentukan kapan musim hujan atau musim kemarau dan juga suhu rata-rata di kota besar meningkat, menurut sumber, dibandingkan 20-30 tahun yang lalu. Dalam skala global terjadi pengurangan yang cukup signifikan terhadap lapisan es baik di Kutub Utara maupun Kutub Selatan. Pengurangan jumlah es tersebut berakibat pada semakin banyaknya jumlah air yang ada di lautan. Akibatnya, permukaan laut menjadi semakin tinggi. Tidak hanya itu, perubahan ini juga bisa meningkatkan frekuensi dan intensitas perubahan ekstrim cuaca seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, topan dan tornado.

Dalam pemanasan global kali ini peradaban manusialah yang menjadi penyebab paling utama berlangsungnya pemanasan global. Kemajuan teknologi dan penerapannya yang kurang memperhatikan ekosistem lingkungan mulai dari skala kecil, menengah, dan paling besar sekalipun dirasa sebagai pemicu utama sangat cepatnya global warming berlangsung. Manusia cenderung lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri daripada lingkungannya. Saya ambil contoh sederhana dari skala yang sangat kecil seperti membuang sampah sembarangan, naik ke skala yang jauh lebih besar (skala nasional) seperti penebangan hutan, sampai ke skala internasional berupa penolakan AS untuk menandatangani Protokol Kyoto dengan berbagai alasan yang melanggar komitmen ketika protokol ini pertama kali dicetuskan.

Sudah semestinya seluruh insan di muka bumi ini sadar akan permasalahan pemanasan global. Bukan hanya masyarakat yang diperintah, tetapi juga kesadaran dan komitmen pemerintah negara-negara besar juga perlu dibangkitkan untuk bersama mencari serta melaksanakan dengan benar keputusan-keputusan yang nantinya akan diambil. Pada awal bulan Desember nanti akan diselenggarakan Konferensi Antar Pihak (COP 13) tentang perubahan iklim. Kita sebagai tuan rumah harus menunjukan komitmen yang kuat untuk bepartisipasi dalam memerangi pemenasan global. Melihat permasalahan yang ada sekarang, menurut saya keputusan yang sebaiknya diambil adalah yang pertama, mengurangi poduksi gas rumah kaca. Seperti yang kita ketahui, efek rumah kaca merupakan penyebab pemanasan global, gas-gas rumah kaca ini dapat dikurangi dengan menurunkan emisi industri sesuai penelitian dan kesanggupan bersama. Yang kedua, penghematan energi, terutama untuk kota-kota besar, karena penggunaan energi yang kurang terkendali dapat menimbulkan pembuangan gas-gas dan panas yang berlebih. Yang ketiga, mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Sampai saat ini, penggunaan bahan bakar bersenyawa karbon (bahan bakar fosil) adalah yang paling banyak digunakan. Seiring dengan semakin menipisnya cadangan bahan bakar minyak dan gas dan polusi yang sangat tinggi, sudah seharusnya negara-negara maju mengalihkan ke penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan tidak polutif, sebagai contoh adalah bahan bakar biodisel.

Komitmen negara-negara maju adalah yang paling diharapkan dalam pertemuan kali ini. Melalui usaha bersama untuk mengurangi pemanasan global dan komitmen akan keseimbangan kemajuan teknologi dengan ekosistem alam, niscaya bumi ini akan semakin baik dan nyaman untuk dihuni. Semua harus bergerak, tidak boleh ada saling tunggu, takut rugi, dan sebagainya. Indonesia sebagai tuan rumah cobalah untuk mengingatkan apabila hal-hal itu berlangsung. Yang terakhir, keputusan yang nantinya dicapai harus dilaksanakan dengan pengawasan yang baik serta keputusan itu harus terus diperbaharui untuk kelangsungan bumi kita tercinta.

Tidak ada komentar: