Senin, 01 Oktober 2007

Pemanasan Global dan Solusinya

Huibert Tjokrobudyanto
13007072

Pemanasan global saat ini merupakan salah satu topik yang hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat dunia. Namun, apakah sebenarnya pemanasan global itu? Pemanasan global merupakan suatu fenomena naiknya suhu permukaan bumi akibat bertambahnya emisi gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya di udara. Gas-gas tersebut menghalangi pantulan sinar matahari sehingga sinar matahari terperangkap dalam atmosfer bumi dan menaikkan suhu permukaan bumi.

Dampak dari pemanasan global saat ini dapat dirasakan oleh seluruh penduduk dunia, antara lain terjadinya perubahan iklim, mencairnya es di daerah Arktik dan Antartika, serta naiknya permukaan air laut. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa penanggulangan yang tepat, tentu saja hal ini akan membahayakan kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dan kerjasama antar negara-negara di dunia untuk menanggulanginya.

Kesadaran negara-negara di dunia untuk mengurangi pemanasan global akan diwujudkan dalam Conference of Parties Ke-13 United Nations Framework Convention on Climate Change tanggal 3-14 Desember 2007 di Denpasar, Bali. Dalam pertemuan itu Indonesia bersama-sama negara berkembang lain harus mencapai suatu kesepakatan dengan negara-negara maju agar secara serentak menghentikan pembabatan dan pemusnahan hutan. Selama ini kerusakan hutan disinyalir sebagai penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca. Pada kenyataannya setiap tahun terjadi deforestasi hutan secara besar-besaran di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Pada faktanya, penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca tidak hanya disebabkan oleh kerusakan hutan, namun juga disebabkan oleh kegiatan transportasi (24%) dan industri (20%). Hal ini tentunya menjadi “pekerjaan rumah” bagi negara-negara industri maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman untuk mengurangi persebaran emisi gas rumah kaca di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian sangatlah tidak bijak jika dalam pertemuan tersebut negara-negara maju terus menekan dan menuntut negara-negara berkembang untuk terus memelihara hutan di negara mereka sedangkan negara-negara maju terus saja melakukan kegiatan industrialisasi tanpa memperhatikan kondisi hutan mereka yang pada faktanya telah banyak yang hancur.

Sealin itu, banyak negara berkembang seperti Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki areal hutan yang sangat luas sehingga sah-sah saja jika banyak ahli berpendapat bahwa hutan-hutan seperti di Indonesia adalah salah satu paru-paru dunia. Hutan-hutan tersebut diandalkan sebagian negara di dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi sehingga negara-negara maju sering menyerukan pemeliharaan hutan di negara-negara berkembang. Namun, sadarkah bahwa pada faktanya pemeliharaa hutan membutuhkan biaya yang sangat besar?Jikalau demikian, ada baiknya pula jika negara-negara maju bahu-membahu memberikan bantuan dana kepada negara-negara berkembang untuk pengembangan dan pemeliharaan hutan. Dengan kesepakatan-kesepakatan demikian pertemuan tersebut akan menghasilkan manfaat yang lebih baik bagi kehidupan di muka bumi, yakni berkurangnya emisi gas rumah kaca dan pemanasan global pun dapat diminimalisasi.

Tidak ada komentar: