Rabu, 03 Oktober 2007

Mengatasi Pemanasan Global

Carlos Jonathan
13007021


Pemanasan global sudah menjadi masalah utama yang harus diatasi bersama oleh seluruh penghuni bumi ini. Atas dasar itulah, akan diadakan pertemuan tingkat dunia di Bali dalam rangka membahas masalah ini. Jika kita melihat, pemanasan global saat ini seolah-olah sudah amat susah diatasi. Jadi, keputusan apa sajakah yang sebaiknya dihasilkan dalam pertemuan di Bali itu?

Seperti yang kita ketahui, penyebab timbulnya pemanasan global adalah gas-gas rumah kaca, salah satunya adalah karbondioksida (CO2). Jika kita melihat emisi gas rumah kaca di tingkat global, 70% berasal dari negara maju dan industri. Sementara 30% dari negara berkembang. Melalui data tersebut, tentunya kita akan beranggapan bahwa negara-negara maju dan industri adalah penyebab utama bencana tersebut, jadi merekalah yang harus bertanggungjawab. Namun, pemanasan global adalah permasalahan dunia, bukan satu pihak saja, sehingga perlu adanya usaha bersama untuk mengatasinya. Dalam hal ini negara-negara berkembang yang memiliki kawasan hutan tropis (seperti Indonesia) dapat berperan aktif dalam mengurangi jumlah emisi karbon di atmosfer. Namun, permasalahannya adalah hutan-hutan di beberapa negara justru semakin dikurangi. Oleh karena itu, dalam pertemuan di Bali tersebut perlu ditarik suatu keputusan yang tegas mengenai pelestarian hutan di negara-negara pemilik hutan tropis.

JIka yang menjadi penyebab utama timbulnya pemanasan global adalah gas-gas rumah kaca, yang harus dipikirkan dunia adalah bagaimana mengurangi atau justru memanfaatkan gas-gas seperti karbondioksida dan metana yang seringkali menjadi gas buangan dalam industri. Carbon trading atau perdagangan karbon mungkin dapat menjadi salah satu alternatif penyelesaiannya. Saat ini carbon trading sudah berjalan di sektor energi. Jika kita mampu meningkatkan sektor kerja dari proyek ini, tentunya akan lebih membantu dalam mengurangi emisi karbon yang terbuang ke atmosfer. Bagi negara-negara yang memiliki hutan tropis, carbon trading di sector kehutanan memiliki peluang yang besar dan masa depan yang cerah. Keputusan mengenai peningkatan carbon trading ini juga sebaiknya diambil dalam pertemuan di Bali tersebut.

Sebenarnya, hal terpenting yang dibutuhkan adalah kesadaran dari negara-negara maju dan industri dalam mengurangi emisi karbon yang mereka buang ke atmosfer. Jadi, pertemuan di Bali ini juga perlu menyadarkan negara-negara tersebut, atau justru membatasi jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari industri-industri mereka, sebagaimana yang tertera dalam Protokol Kyoto. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama merawat dunia yang sudah terlalu banyak kita rusak ini.

Tidak ada komentar: