Senin, 15 Oktober 2007

KESEPAKATAN NEGARA-NEGARA UNTUK MENGATASI PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pemanasan global ini terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Pemanasan global harus diatasi agar temperatur Bumi tidak terus meningkat. Cara mengatasinya adalah dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain disebut juga carbon sequestration (menghilangkan karbon). Cara yang kedua adalah dengan mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara menghilangkan karbon dioksida adalah dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Karbon dioksida dapat disimpan di bawah tanah pada kedalaman tertentu. Namun dikhawatirkan hal ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari karena penimbunan karbon dioksida di bawah tanah.
Jadi, cara terbaik untuk mengatasi pemanasan global adalah dengan mengurangi produksi gas rumah kaca. Semua negara harus sepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca terutama negara penghasil gas rumah kaca terbesar seperti Amerika Serikat, negara Uni Eropa, dan Jepang. Emisi gas rumah kaca ini dapat dikurangi misalnya saja dengan menggunakan kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Untuk menggantikan bahan bakar fosil dapat digunakan energi nuklir sebagai sumber energi. Teknologi nuklir ini telah dikembangkan di beberapa negara maju. Energi nuklir ini cukup berpotensi dan sama sekali tidak menghasilkan gas karbon dioksida sehingga tidak menyebabkan pemanasan global. Namun penggunaan teknologi nuklir ini juga mempunyai kekurangan yaitu limbah radioaktif yang dihasilkannya akan membahayakan jika tidak diolah dengan baik.
Sementara negara-negara berkembang seperti Indonesia harus mengusahakan agar hutan dan pepohonannya tetap lestari sehingga dapat membantu mengurangi gas karbon dioksida karena pohon dapat mengambil karbon dioksida dari udara yang kemudian digunakannya untuk fotosintesis.
Semua negara harus mempunyai komitmen untuk mengurangi gas rumah kaca. Pemerintah dapat mecanangkan program penanaman pohon dan pelestarian pohon. Dengan adanya kesepakatan antara semua negara maka pasti pemanasan global dapat diatasi atau dikurangi.

Tidak ada komentar: