Senin, 01 Oktober 2007

Solusi Permasalahan Global Warming

Damararose Rhisia Indah. T. H

NIM : 13007033

Sudah saatnya masalah lingkungan menjadi prioritas utama dalam program pemerintah, atau minimal aspek lingkungan diintegrasikan ke dalam program pembangunan nasional di bidang lain. Rasanya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Persyaratan dan pengujian emisi kendaraan harus dilakukan secara berkelanjutan, penegakkan hukum terhadap pengusaha yang menimbulkan pencemaran udara, serta penanganan kebakaran hutan dari aspek lingkungan, hukum, ekonomi, dan sosial-kemasyarakatan.

Menurut saya, hal yang seharusnya menjadi kesepakatan dalam pertemuan di Bali mengenai global warming yang paling tepat adalah mengenai efisiensi energi.
Yaitu dengan cara-cara seperti pengawasan industri-industri besar penyumbang emisi gas buang rumah kaca dan rehabilitasi kawasan hutan kembali.

Berikut adalah beberapa kesepakatan lain yang menurut saya patut dilakukan :

Pengurangan konsentrasi gas rumah kaca
Untuk menghilangkan ancaman pemanasan global secara menyeluruh, konsentrasi gas-gas rumah kaca harus dikurangi drastic dengan cara-cara sebagai berikut :
- Penghapusan produksi chlorofluorocarbon dan mungkin juga bahan-bahan penggantinya yang mempunyai efek rumah kaca;
- Menghentikan penggundulan hutan , diikuti dengan penanaman kembali hutan-hutan secara intensif;
- Pengurangan emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil ke bahan bakar biomassa
- Pengurangan dalam peningkatan konsentrasi tahunan metana dan dinitrogen oksida yang merupakan juga pembentuk gas rumah kaca

Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering dinyatakan sebagai usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah.
Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada gedung-gedung pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim tropis yang membentuk sebuah rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk mendinginkan ruangan. Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat dengan mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis melalui penggunaan lampu yang lebih efisien.
Transportasi menggunakan sepertiga dari keseluruhan konsumsi bahan bakar minyak dunia. Pada 1993 terdapat sekitar 500 juta kendaraan di jalan-jalan raya dunia, sekitar 400 juta adalah mobil. Seluruh sektor transportasi memerlukan peningkatan dalam efisiensi.
Mobil buatan Amerika Serikat jauh lebih boros dibanding dengan mobil-mobil butan Eropa atau Jepang dalam hal bahan bakar. Karena itu, peraturan perpajakan dan bea masuk untuk mencegah masuknya mobil yang boros, dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida sekaligus membantu negara-negara berkembang mengurangi beban impor bahan bakar minyak

Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.

Pajak Karbon
Harga merupakan salah satu faktor penentu jenis bahan bakar apa yang dipilih orang dan berapa jumlah konsumsinya. Jika batu bara dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada bahan bakar bensin maka akan membantu pengurangan emisi gas rumah kaca karena batu bara merupakan sumber energi fosil yang menghasilkan emisi gas karbon dioksida paling tinggi saat dibakar.

Tidak ada komentar: