Senin, 01 Oktober 2007

Pemanasan Global dan Solusinya

TUGAS KONTEK

NAMA : JUNIOR SETIAWAN

NIM : 13007054

PEMANASAN GLOBAL

Secara umum, pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, lautan, dan daratan. Pemanasan global disebabkan karbon dioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca. Ketika atmosfer kaya akan gas-gas rumah kaca ini, maka panas matahari yang dipancarkan ke Bumi menjadi terperangkap. Terperangkapnya panas matahari tersebut tentu menyebabkan peningkatan temperatur permukaan Bumi.

Peningkatan temperatur rata-rata dunia sekitar 0,13 derajat Celcius setiap dekade ini mengakibatkan beberapa hal, antara lain:

  1. Mencairnya es di kutub, yang menciutkan lautan es.
  2. Meningkatnya volume lautan dan tinggi muka air laut sekitar 0,5 mm/tahun.
  3. Menimbulkan banjir di daerah pantai, sehingga menenggelamkan pulau-pulau.
  4. Menimbulkan badai yang sering kali kita rasakan.
  5. Meningkatnya curah hujan di daerah beriklim hangat, tetapi tanah menjadi lebih cepat kering.

Akhir-akhir ini, pemanasan global telah menjadi wacana yang diperbincangkan hampir setiap saat. Efeknya yang dapat merusak kesejahteraan manusia mendesak permasalahan pemanasan global untuk cepat diselesaikan.

Berbicara tentang pemanasan global, tentu erat kaitannya dengan hutan, karena hutan seharusnya mampu menyerap emisi karbon. Menurut data, penyebab utama terjadinya emisi karbon yang berujung pada efek gas rumah kaca bersumber dari kelistrikan, transportasi, industri, kependudukan, serta penggunaan barang-barang komersial. Akan tetapi akhir-akhir ini, hutan yang rusak mulai ikut “dituduh” sebagai penyebab utama emisi karbon.

Menjelang Conference of Parties ke-13 United Nations Framework Convention on Climate Change di Denpasar, 3-14 Desember 2007 mendatang, kampanye kerusakan hutan terus meningkat. Rusaknya hutan dianggap sebagai penyebab pemanasan global. Pada dasarnya, hutan memiliki kemampuan serap terhadap kandungan karbon di udara. Hutan juga mampu mengendalikan kenaikan suhu dan meredam gas rumah kaca. Namun, peran hutan dalam menetralisasi buangan karbon tersebut justru seakan diabaikan.

Pengklaiman bahwa kerusakan hutan merupakan penyebab pemanasan global, turut berdampak terhadap Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang yang hutannya dijadikan tumpuan dunia untuk menyerap emisi karbon dari negara-negara maju. Rusaknya hutan di Indonesia memaksa Indonesia ikut mempertanggungjawabkan meningkatnya pemanasan global.

Padahal yang seharusnya dilakukan negara maju adalah memberikan bantuan untuk penyelamatan hutan di negara berkembang. Emisi karbon secara global yang banyak dihasilkan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, China, Rusia, Jepang, dan India mencapai angka 75%. Meskipun angka tersebut mencerminkan emisi karbon akibat penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi hutan tetap dianggap memperparah terjadinya emisi karbon global.

Mencermati peliknya masalah di atas, negara maju sepantasnya memahami potensinya sebagai penyumbang utama emisi karbon yang menyebabkan rusaknya iklim dunia. Berangkat dari hal tersebut, negara maju diharapkan meningkatkan bantuan bagi pengembangan penghijauan hutan. Oleh karena itu, dalam Conference of Parties ke-13 United Nations Framework Convention on Climate Change, kesadaran dunia akan perlunya kerjasama dalam menghadapi peningkatan emisi karbon perlu diwujudkan. Paling tidak, hal tersebut dapat meredam makin parahnya efek emisi karbon, yang secara langsung menyebabkan meningkatnya pemanasan global.

Tidak ada komentar: