Senin, 01 Oktober 2007

Menanggapi akan Diadakannya Conference of Parties (COP) ke-13 UNFCCC

TUGAS KONSEP TEKNOLOGI

Nama : Freddy Chandra

NIM : 13007018


COP ke-13 UNFCCC, 3-14 Desember 2007 yang rencananya akan diselenggarakan di Bali akan mengedepankan permasalahan mengenai hutan dan pemanasan global. Banyak pihak menganggap bahwa penyebab utama dari pemanasan global itu adalah rusaknya hutan-hutan yang merupakan paru-paru dunia.

Menurut saya, rusaknya hutan itu bukan satu-satunya penyebab pemanasan global. Banyak sekali faktor-faktor yang bisa menyebabkan pemanasan global, antara lain seperti gas-gas rumah kaca, kelistrikan, transportasi, industri-industri, kependudukan, dan penggunaan barang-barang komersil.

Saya amat sangat mengecam sekali berbagai anggapan dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, bahwa banyak penyebab pemanasan global dihasilkan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal itu dikarenakan negara berkembang seperti Indonesia tidak mungkin memiliki teknologi yang bisa menyebabkan pemanasan global, biarpun ada, pasti hanya menyumbang sedikit dari keseluruhan penyebab pemanasan global dari seluruh dunia. Justru banyak negara-negara berkembang banyak berusaha untuk melakukan penghijauan yang berpotensi menyerap gas-gas karbon (seperti CO2), yang merupakan salah satu yang berpotensi menyebabkan pemanasan global. Sebagai contoh, kegiatan reboisasi dan penghijauan seluas 32,5 juta hektar di Indonesia mampu menyerap 5,5 gigaton CO2. Memang dulu Indonesia sempat mengalami deforestisasi yang cukup besar, yakni deforestisasi yang terjadi adalah seluas 300.000 hektar per tahun, tetapi sekarang Indonesia sedang berusaha menutupi kerusakan-kerusakan tersebut dengan cara melaksanakan reboisasi dan penghijauan di daerah-daerah yang mengalami kerusakan hutan yang cukup parah. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang justru menyumbang hampir 25% dari penyebab pemanasan global di dunia.

Emisi karbon yang meningkat dapat menyebabkan kenaikan suhu rata-rata dunia sekitar 0,13oC setiap dekadenya. Akibat lain dari perubahan iklim tersebut adalah terjadinya pencairan es di kutub yang dapat menciutkan lautan es Arktik seluas 2,7% per dekade. Oleh karena itu, saya sangat setuju sekali dengan langkah-langkah yang sekarang sedang dilaksanakan oleh Indonesia, yaitu melakukan reboisasi untuk memperbaiki hutan, sehingga akibat-akibat dari perubahan iklim paling tidak dapat diminimalisasi dampaknya.

COP ke-13 UNFCCC yang akan dilaksanakan di Bali pada 3-4 Desember 2007 sebaiknya membahas bagaimana langkah selanjutnya yang sebaiknya diambil oleh negara-negara di dunia agar pemanasan global tidak berlanjut terus dan berusaha untuk mengembalikan ke keadaan semula, karena kalau tidak ditanggulangi, maka keadaan dunia ke depannya akan menjadi rusak sekali.

Selain itu, dalam COP nanti sebaiknya negara-negara maju dihimbau agar mau memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang yang sedang melaksanakan program-program perbaikan hutan dan menghimbau agar negara-negara maju tidak melulu melimpahkan kesalahan mengenai penyebab pemanasan global ke negara-negara berkembang karena justru penyebab pemanasan global terbesar berada di pihak negara-negara maju.

Saya juga menghimbau agar negara-negara maju menyadari dan memahami bahwa mereka sangat berpotensi sebagai penyumbang utama rusaknya iklim dunia dan kerusakan hutan jangan semakin dibebani dengan ancaman terhambatnya ekspor perdagangan hasil-hasil hutan yang akan berakibat semakin menurunnya kemampuan ekonomi negara-negar berkembang untuk memperbaiki keadaan hutan di negaranya.


Tidak ada komentar: