Senin, 01 Oktober 2007

GLOBAL WARMING

Nama: Iasci Simanjuntak
NIM: 13007073
Jurusan : Teknik Kimia
Tugas Konsep Teknologi

GLOBAL WARMING

Pembahasan tentang:
Kesepakatan yang dapat diambil pada pertemuan global warming selanjutnya,
13-14 Desember 2007 dengan konsep multi skala.

Indonesia pada bulan Desember dijadwalkan menjadi tuan rumah UNFCC, di Bali pada 13-14 Desember 2007, yang diperkirakan dihadiri utusan lebih dari 180 negara. Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim UNFCC perlu dijadikan pusat kegiatan antarbangsa dalam menangani masalah perubahan iklim dunia.
Perubahan iklim dunia berdampak buruk terhadap pembangunan dan lingkungan.Perubahan iklim dan apa yang kita lakukan tentang masalah itu, akan menentukan kita, zaman kita dan warisan global yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Khususnya apabila melihat posisi geografis wilayah Indonesia, negeri kita rentan terhadap dampak perubahan iklim. Seperti diketahui,Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas total daratan 1,9 juta kilometer persegi, yang terbagi atas 17 ribu buah pulau. Adapun luas lautan mencapai 5,8 juta kilometer persegi, termasuk zona ekonomi eksklusif. Ibu kota negara dan hampir semua ibu kota provinsi terletak di wilayah pantai serta 65 persen penduduk tinggal di wilayah pesisir dengan panjang pantai total sekitar 81 ribu kilometer. Selain itu,Indonesia adalah negara agraris dengan tingkat produktivitas yang rawan mengalami gangguan akibat dampak global warming ini. Sementara itu, secara global, dengan luas wilayah hutan tropis terbesar ketiga di dunia, posisi.Indonesia sangat menentukan kondisi iklim dunia.
Pertemuan tersebut diharapkan akan menentukan aksi yang akan dilakukan dunia internasional.
Kesepakatan yang perlu diambil adalah : seluruh negara-negara di dunia harus benar-benar serius menanggapi pemanasan global ini dengan melakukan penanganan yang ekstra kompleks.”JANGAN MENJADIKAN ALAM SEBAGAI OBJEK BISNIS”.Bahkan diperlukan tindakan hukum yang lebih tegas bagi pelanggarnya.Bekerjasama dan saling membantu.Diperlukan juga tanggung jawab dari setiap negara dalam penanganan masalah ini. Semuanya harus mengambil peranan.Kita tidak mungkin lagi diam melihat kondisi bumi kita yang semakin hari semakin parah.
*Mitigasi (upaya meminimalisasi dampak perubahan iklim) sangat penting dilakukan.Komitmen dunia dalam mitigasi pemanasan global dengan menurunkan tingkat emisi secara kolektif 5,2 persen dari tingkat emisi pada 1990 tetap harus diusahakan.Sejauh ini negara maju memang mengucurkan banyak dana untuk berbagai skema penyelamatan hutan di Indonesia, antara lain melalui program Clean Development Mechanism. Namun, tidak bisa tidak, mereka juga harus menurunkan tingginya tingkat konsumsi energi fosil yang menyumbang besar pada pemanasan global dan secara bertahap menggantinya dengan energi yang ramah lingkungan.Selain dengan menggunakan energy yang ramah lingkungan, bagaimana jika kita lebih menggunakan “kendaraan yang tidak menghasilkan gas buangan?”Sebelum Negara- Negara dunia menemukan atau menciptakan teknologi yang baru untuk mewujudkan impian ini, sebenarnya kita sudah dapat memulainya sejak sekarang.Pengggunaan kendaraan seperti sepeda dapat membantu pengurangan gas buangan setiap harinya. Harus digalakkan kegiatan- kegiatan rutin untuk mengingatkan serta menyadarkan agar setiap Negara di dunia tanpa terkecuali dapat mengurangi pembuangan emisi( gas rumah kaca)
Selain itu,walaupun sudah terlambat, inilah saatnya memprogramkan restorasi ekosistem nasional, pembangunan, dan pengelolaan hutan lestari di daerah-daerah tertentu.
Langkah ini menggunakan konsep multi skala, dimana setiap Negara dapat melakukan gerakan ini pada daerahnya masing- masing.
Memang, yang terpenting adalah “ Bagaimana setiap Negara bisa memulai penanganan masalah global warming ini melalui dirinya sendiri”. Sekian banyak langkah-langkah yang dibicarakan dalam berbagai pertemuan, tetapi apbila tidak dimulai dari kesadaran masing-masing Negara, semuanya akan menjadi sia-sia.
*Adaptasi, Langkah yang dapat dilakukan melalui Penggunaan teknologi ramah lingkungan, serta pendanaan program-program mengatasi perubahan iklim untuk masa-masa setelah berakhirnya Protokol Kyoto .Adaptasi juga perlu dijalankan karena sekuat apa pun usaha kita mengurangi gas rumah kaca, kita tidak akan mampu sepenuhnya terhindar dari dampak perubahan iklim. Kemampuan adaptasi kita terhadap perubahan iklim akibat pemanasan global masih sangat minim.Untuk itu, diperlukan kerjasama yang baik antara Negara- Negara di dunia untuk bersama-sama saling membantu dengan yang lainnya..
Aksi penanaman pohon dan penghijauan yang dilakukan selama ini juga merupakan aksi nyata yang perlu terus digemakan. Namun itu saja tidak cukup. Tindakan-tindakan perusakan lingkungan dengan dalih pembangunan atau investasi juga harus dihentikan. Sebab, tidak jarang kehadiran investor dengan menomorduakan penyelamatan alam.Terbukti abrasi terjadi di mana-mana. Hutan kini hanya ditumbuhi semak belukar. Sementara kayu-kayu telah ditebang secara ilegal. Galian C juga terjadi di mana-mana.
Jadi, dalam pertemuan selanjutnya di Bali, diharapkan benar-benar ada kesepakatan dari seluruh Negara dan bersama-sama melakukan gerakan yang nyata.Membantu Negara-negara yang memiliki kawasan hujan tropis yang besar di dunia untuk tetap mempertahankannya bahkan memperbaikinya.Selain itu, Setiap Negara harus sudah memiliki rasa tanggung jawab yang besar, dengan menghindari pembuangan gas emisi rumah kaca,penebangan hutan, dan pengrusakan lingkungan lainnya.
Sasarannya adalah: Bagaiana alam ini memberikan manfaat bersama-sama, baik kepada penghuninya maupun kepada alam itu sendiri.
TAKE ACTION TO SAVE OUR ENVIRONMENT!!!

Tidak ada komentar: